Pilkada Kota Yogyakarta mencatat dinamika demokrasi yang mengejutkan.
KOMUNALIS.COM, POLITIK - Pilkada Kota Yogyakarta mencatat dinamika demokrasi yang mengejutkan. Dari total 321.600 pemilih terdaftar, hanya 196.176 warga (61%) yang menggunakan hak pilih di TPS.
Data Tim Heru-Pena mengungkap fenomena signifikan: 12.000 suara (6%) dinyatakan tidak sah. Pasangan tersebut hanya memperoleh 45.300 suara, jauh dari proyeksi survei internal yang dilakukan sebanyak tiga kali dengan selisih tipis antar pasangan calon.
Dwi Candra Putra, anggota DPRD Kota dan Ketua Tim Pemenangan, secara resmi mengucapkan selamat kepada pasangan Hasto-Wawan yang diusung oleh PDI Perjuangan. “Kami menghargai soliditas penjagaan suara dari Pileg hingga Pilkada,” ujarnya saat berada di Posko Heroe Pena, Mantrijeron, Yogyakarta (27/11).
Tim berharap fondasi tata kelola pemerintahan yang dibangun sebelumnya dapat dilanjutkan oleh pemenang. Mereka memohon maaf kepada pendukung yang belum mendapatkan kemenangan dan menegaskan akan terus berkontribusi melalui kerja-kerja politik dan kemanusiaan di luar pemerintahan kota.
Komparasi partisipasi pemilih menunjukkan penurunan signifikan. Jika pada Pileg dan Pilpres sebelumnya mencapai 79%, Pilkada kali ini hanya 61% dengan tingkat suara tidak sah yang relatif tinggi.
“Kami akan selalu husnudzon dengan ketetapan Allah dan insyaallah ini yang terbaik,” pungkas Dwi Candra Putra, menegaskan sikap positif tim meski tidak memenangkan kontestasi.
Pilkada Yogyakarta tahun ini tercatat sebagai momentum demokrasi yang membutuhkan evaluasi mendalam terhadap partisipasi dan kualitas pemilihan. (Gufron/Red)
Recommended Post
Kemenham Dorong Daerah Lebih Serius Tegakan HAM
Leave a Comment