KOMUNALIS.COM, BERITA - Situs berita Tempo kembali menjadi sasaran serangan siber brutal jenis Distributed Denial of Service (DDoS), yang berlangsung intens sepanjang Selasa, 8 April 2025.

Serangan ini mulai terdeteksi sejak malam sebelumnya, bertepatan dengan terbitnya laporan investigasi bertajuk “Tentakel Judi Kamboja”. Indikasi kuat menunjukkan adanya upaya terorganisir untuk membungkam pemberitaan yang membongkar jaringan perjudian ilegal berskala regional.

Bagja Hidayat, Wakil Pemimpin Redaksi Tempo, menyatakan bahwa salah satu asal serangan terbaru berasal dari Kamboja. Bagja belum bisa memastikan serangan tersebut terkait langsung dengan liputan judi online atau tidak, sebab sehari sebelumnya Tempo mempublikasikan liputan judi Kamboja

“Saya tidak tahu apakah ada hubungan dengan liputan judi, tapi serangan ini terjadi setelah tempo mempublikasikan liputan judi Kamboja”, katanya, dikutip dari Tempo.

Bagja mengklaim serangan tersebut awalnya berpusat di Jerman, ia juga mengungkapkan ada 120 juta lebih serangan ke web Tempo yang membuat server down, walaupun bisa diantisipasi.“Kemarin pusat serangan dari Jerman, Terjadi serangan dengan lebih 120 juta ke web Tempo, server tempo sempat down, tapi bisa di antisipasi kembali”, tuturnya.

Heru Tjatur, Chief Technology Officer PT Info Media Digital, Penerbit Tempo.co, menjelaskan serangan siber ini dilakukan melalui mekanisme pengiriman permintaan (request) ke server secara bersamaan, sehingga seolah-olah pengguna asli Tempo. Serangan ini mengakibatkan pengguna Tempo atau publik sulit mengakses informasi yang sudah di terbitkan oleh situs. Tercatat total lebih dari 478 juta request dalam kurun waktu dua Jam, dan serangan meningkat dua kali lipat. “Potensi serangan akan semakin besar, jika firewall kami gagal,” sambut Tjatur.

Tjatur menganggap serangan seperti ini bukanlah hal baru terhadap situs berita Tempo, antara lain pernah terjadi pada tahun 2023. “Frekuensi serangan meningkat drastis belakangan ini dan hampir terjadi setiap hari,” tuturnya.

Ini menjadi alarm keras bahwa pihak-pihak yang terusik oleh jurnalisme kritis tak segan menggunakan cara kotor demi menutup mulut media.