September 02, 2025

Kohati PB HMI Layangkan Tujuh Tuntutan Pada Aksi Kritik Pemerintah

September 02, 2025
2Min Reads
4 Views

Aksi hari ini sekaligus menjadi pengingat bahwa perjuangan mahasiswa tidak akan berhenti pada slogan, tetapi diwujudkan melalui sikap kritis, argumentasi yang kokoh, serta tindakan nyata yang memberi manfaat.

KOMUNALIS, NASIONAL - Korps HMI-Wati Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (Kohati PB HMI) hari ini hadir dan turut serta dalam aksi demonstrasi nasional “Koreksi Indonesia” yang berlangsung kondusif. Kehadiran Kohati bukan sekadar simbol, melainkan representasi suara perempuan Indonesia yang kritis, berani, dan bertanggung jawab terhadap masa depan bangsa. Dalam aksi ini, Kohati menegaskan sikap untuk tetap berada di garda depan memperjuangkan hak-hak rakyat, sembari memastikan jalannya aksi berlangsung damai dan bermartabat, Senin (01/02).


Ketua Umum Kohati PB HMI, Sri Meisista, menyampaikan bahwa mahasiswa memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga ruang demokrasi agar tetap sehat. “Kami hadir di jalan hari ini bukan untuk menciptakan kegaduhan, melainkan untuk menyalurkan aspirasi rakyat dengan cara yang elegan. Kohati ingin membuktikan bahwa perempuan bisa menjadi wajah teduh dalam perjuangan mahasiswa, menghadirkan kritik yang solutif, dan menjaga kondusifitas di tengah dinamika pergerakan,” ujarnya.


Dalam aksi Koreksi Indonesia ini, PB HMI bersama Kohati menyuarakan Tujuh Suara Rakyat yang menjadi fokus perjuangan, yaitu:

1. Reformasi partai politik agar lebih transparan dan akuntabel.

2. Membenahi seluruh institusi publik secara serius dan menyeluruh.

3. Memecat wakil rakyat yang toxic dan tidak berpihak pada kepentingan masyarakat.

4. Mendorong efisiensi anggaran pejabat dan mengutamakan layanan kepada rakyat.

5. Segera mengesahkan RUU Pro-Rakyat.

6. Melakukan revisi terhadap UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

7. Mewujudkan reformasi perpajakan yang lebih adil bagi seluruh rakyat.


Meisista menekankan bahwa tujuh suara ini bukan sekadar tuntutan, melainkan panggilan sejarah bagi mahasiswa untuk tetap relevan dengan penderitaan rakyat. “Kami bersyukur aksi ini berjalan tertib dan damai. Semoga apa yang kami suarakan hari ini menjadi awal dari gerakan perubahan yang lebih besar, di mana kepentingan rakyat kecil ditempatkan di atas segalanya. Perempuan, melalui Kohati, akan terus menjadi energi moral agar perjuangan ini tidak kehilangan arah,” tegasnya.


Kohati PB HMI melihat bahwa keadilan sosial, kesetaraan gender, dan keberpihakan pada rakyat kecil merupakan agenda yang tidak boleh diabaikan. Aksi hari ini sekaligus menjadi pengingat bahwa perjuangan mahasiswa tidak akan berhenti pada slogan, tetapi diwujudkan melalui sikap kritis, argumentasi yang kokoh, serta tindakan nyata yang memberi manfaat. Kohati percaya, peran perempuan dalam barisan mahasiswa adalah energi moral yang mampu menyeimbangkan kerasnya dinamika gerakan.


Sebagai penutup, Ketua Umum Kohati PB HMI ini menyerukan agar seluruh elemen bangsa tetap menjaga semangat persatuan dan kedamaian dalam memperjuangkan cita-cita demokrasi. “Kami akan terus berdiri tegak, mengawal kebijakan publik, dan memastikan ruang bagi suara perempuan tidak pernah dibungkam. Perjuangan ini bukan hanya milik kami, melainkan milik seluruh rakyat Indonesia,” tegas Meisista. [Red]

Leave a Comment
logo-img Komunalis

All Rights Reserved © 2025 Komunalis