Juni 03, 2025

Tak Terima Ditegur, Polisi Keroyok Mahasiswa di Mamuju

January 04, 2025
2Min Reads
72 Views

Polisi Keroyok Mahasiswa di Mamuju Gegara Ditegur saat Masuk Asrama Putri. (Foto/Ipol)

KOMUNALIS.COM, MUDA - Puluhan oknum polisi mengeroyok sejumlah kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di asrama putri Ikatan Pelajar Mahasiswa Mamuju Tengah (IPM-Mateng), Kelurahan Rimuku, Kecamatan Mamuju, Sulawesi Barat, Rabu (1/1) malam. Peristiwa ini berawal dari teguran mahasiswa kepada seorang oknum polisi yang berkunjung ke asrama putri.


Dalam video yang diunggah akun @__PASMANTAP, Jumat (3/1/2025), terlihat suasana ketegangan di sekitar asrama putri bercat oranye. Video tersebut disertai keterangan “Ditegur masuk asrama cewek, polisi ini ngadu ke puluhan polisi lalu serang mahasiswa.”


Dilansir dari Detiksulsel, Ketua HMI Cabang Manakarra Anshar menjelaskan bahwa oknum polisi tersebut telah beberapa kali mendapat teguran, termasuk dari pemilik kontrakan, namun tidak diindahkan. “Ini kan awal dari ini ada oknum polisi yang kurang beretika yang datang ke asrama putri IPM Mateng, sudah sekian kali ditegur, termasuk juga bapak yang punya kontrakan itu sudah menegur, akan tetapi tidak pernah mendengar,” ujarnya kepada wartawan, Kamis (2/1).


Setelah teguran terakhir, terjadi cekcok antara oknum polisi dengan mahasiswa kader HMI. Tak berselang lama, sekitar 50 orang anggota kepolisian dari angkatan 51 datang dan langsung melakukan pengeroyokan.


Kabid Humas Polda Sulbar Kombes Slamet Wahyudi membenarkan kronologi tersebut. “Sama-sama muda, sama-sama lajang, apel, kalau apel sudah kemalaman menyangkut etiknya sudah salah, kesopanannya kita sebagai adat orang timur juga kurang. Sehingga ada suatu pemuda yang mengingatkan, dan terjadilah suatu keributan,” jelasnya.


Akibat pengeroyokan ini, kader HMI bernama Ramli mengalami patah tulang hidung dan harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit. “Setelah pihak rumah sakit melakukan rontgen, hasilnya (tulang) hidung patah,” kata Ramli. Ia juga mengalami luka di bagian mata dan tangan.


Ramli menegaskan tidak akan membuka ruang mediasi dan menuntut agar para pelaku dicopot dari institusi Polri. “Saya tidak hanya dikeroyok, kejadian yang menimpa saya ini murni upaya pembunuhan yang dilakukan kelompok oknum polisi,” tegasnya.


Massa HMI kemudian melakukan aksi demonstrasi di kantor Polresta Mamuju pada pukul 22.00 Wita dan terlibat bentrok dengan polisi yang berjaga. Mereka menuntut keadilan dan mengancam akan meminta pencopotan Kapolda, Karo SDM, dan Kabid Propam jika kasus tidak ditindaklanjuti secara tegas.


”Apabila tidak ditindaklanjuti secara tegas oleh Kabid Propam, maka kami meminta pencopotan Kapolda, Karo SDM, dan Kabid Propam, sebab ini dianggap gagal pengembangan sumber daya manusia di kepolisian Polda Sulawesi Barat, karena angkatan (polisi yang diduga melakukan pengeroyokan) ini dari SPN Mekatta,” tegas Anshar.


Kapolda Sulbar Irjen R Adang Ginanjar yang datang ke lokasi kericuhan telah meminta maaf saat menemui massa HMI dan berjanji akan memproses hukum anggota yang bersalah. “Jadi anggota saya yang salah, saya proses hukum,” jelasnya.


Sebagai tindak lanjut, tujuh oknum anggota Polda Sulbar telah dikenakan sanksi penempatan khusus (patsus) dan sedang menjalani pemeriksaan oleh Propam Polda Sulbar. “Ada 7 orang yang sekarang sedang dipatsus,” kata Slamet. (Noer/Red)


Leave a Comment
logo-img Komunalis

All Rights Reserved © 2025 Komunalis